Selasa, 03 April 2012

Algoritma DDA Elips

  Algoritma Pembentukan Elips
Elips merupakan modifikasi dari bentuk lingkaran, dengan memasukkan mayor dan minor axis pada prosedur lingkaran. Elips ditentukan oleh satu set titik dengan memperhitungkan jumlah jarak kedua posisi (foci). Bila jarak kedua foci dari sembarang titik (p,y) pada elips diberi label d1 dan d2, maka persamaan elips menjadi
d1+d2=konstan
Untuk menggambarkan jarak d1 dan d2 dengan ketentuan koordinat masing masing 
F1(x1,y1) dan F2(X2,Y2)
√((x­x1)2+(y­y1)2)2+√((x­x2)2+(y­y2)2=konstan
Dimana mayor dan minor  axis elips dalam posisi parallel dengan sumbu x dan sumbu y pada contoh ini, parameter rx disebut semi major axis dan ry disebut semi minor axis, sehingga persamaan elips dengan parameter rx dan ry menjadi
((x­rc)/rx)2 + ((y­yc)/ry)2=1
Algoritma elips Midpoint 
Untuk algoritma pembentukan elips, pendekatan yang dilakukan sama dengan 
penggunaan pada saat menampilkan lingkaran. Dengan parameter untuk elips pada posisi 
standar, yaitu rx, ry, dan(xc,yc). Bila elips ditampilkan pada posisi standar, maka dapat 
dilakukan dengan memutar elips tersebut menurun koordinat titik pusat, dan 
mendapatkan kembali mayor dan minor axis.
Metode midpoint untuk elips dijalankan pada kuadran pertama dalam dua bagian. 
Bagian pertama menrut kemiringan elips rx<ry. Penambahan dengan unit step pada arah 
sumbu x dilakukan bila slope lebih kecil dari 1, dan dengan unit step menurut sumbu y 
bila kemiringan lebih besar dari 1.
Bagian 1 dan 2 dapat digunakan untuk bermacam macam cara. Pertama dimulai 
dari posisi (0,ry) dan step searah jarum jam sepanjang jalur elips pada kuadran pertama. 
Pergeseran dengan unit step dalam x pada saat slope lebih besar dari 1.
Alternatif lain, dimulai dari (rx,0) dan seleksi titik dalam arah berlawanan dengan 
arah jarum jam. Penggeseran unit step y ke unit step x pada saat kemiringan lebih besar 
dari ­1. dengan prosesor pararel, posisi pixel dapat dihitung dalam dua bagian sekaligus
Pembentukan elips menurut algoritma Circle midpoint sebagai berikut:
1)      Tentukan rx,ry dan pusat elips (xc,yc) kemudian diperoleh 
(xo,yo)=(0,ry)
2)      Hitung nilai parameter 
P10= ry2 –rx ry2 + ¼ rx2
3)      Tentukan nilai awal k=0, untuk setiap posisi xk berlaku sebagai berikut :
·         Bila p1k< 0 maka titik selanjutnya adalah (xk+1, yk)
p1k+1=p1k+2ry2 Xk+1+ry2
·         Bila tidak, maka titik selanjutnya adalah (xk+!,yk­1) dan
p1k+1=p1k+2ry2 Xk+1­2rx yk+1+ry2
dengan 
2ry2xk+1=2ry2xk +2ry2
Dan 2rx yk+1=2rxyk +2rx2
Teruskan sampai 
2ry2x >= 2rx2 y
4)      Tentukan nilai parameter pada bagian kedua menggunakan titik terakhir (x0,y0) yang  telah dihitung pada bagian pertama, sebagai berikut
P2k+1=2ry(xo+1/2)2+2rx2 (yo­1)2­ rx2 ry2
5)      Setiap posisi yk pada bagian kedua, dimulai dengan k=0
·         Bila p2k> 0 maka titik selanjutnya adalah (xk, yk­1)
p2k+1=p2k+2rx2yk+1+rx2
·         Bila tidak, maka titik selanjutnya adalah (xk+1,yk­1) dan
p2k+1=pk+2ry2xk+1­2rx yk+1+ry2
6)      Tentukan titik simetris pada ketiga kuadran lainnya
7)      Gerakkan setiap posisi(x,y) pada garis melingkar dari elisp dengan titik pusat(xc,yc) dan  tentukan nilai koordinat 
x=x+xc  y=y+yc
8)      Ulangi langkah untuk bagian pertama di atas, sehingga 2ry2x >= 2rx2 y
Contoh algoritma elips Midpoint 
Untuk menggambarkan algoritma midpoint dalam pembentukan elips dengan titik 
pusat(0,0) dan mayor axis rx=6, serta minor axis ry=8, perhitungan berdasarkan pada 
kuadran pertama sebagai berikut:, nilai parameter dapat ditentukan 
2ry2x=0
2ry2x=2rx2 ry
p1o= ry2  + rxr­1/4 rx2
=­ 215
Koordinat titik awal (x,r) =(0,8)

Prosedur algoritma elips Midpoint
Prosedur berikut menampilkan posisi pixel pada monitor dengan algorima 
Midpoint. Input yang digunakan adalah koordinat titik pusat mayor axis, dan minor axis. 
Posisi pixel ditentukan dengan rutin setPixel.
uses graph,crt;
{tambahkan pada bagian ini prosedur penginisialisasian device, lihat pada bab 1}
procedure elipsPlotPoints(xCenter,yCenter,x,y:integer);
begin
putPixel(xCenter+x, yCenter+y,30);
putPixel(xCenter-x, yCenter+y,30);
putPixel(xCenter+x, yCenter-y,30);
putPixel(xCenter-x, yCenter-y,30);
end;
procedure elipsMidPoint(xCenter,yCenter,Rx, Ry:integer);
var
Rx2,Ry2,x,y,twoRx2,twoRy2,py,px,p:integer;
begin
Rx2:=Rx*Rx;
Ry2:=Ry*Ry;
x:=0;
y:=Ry;
twoRx2:=2*Rx2;
twoRy2:=2*Ry2;
px:=0;
py:=twoRx2*y;
elipsPlotPoints(xCenter,yCenter,x,y);
//bagian1
p:=round(Ry2-(Rx2*Ry)+(0.25*Rx2));
while px<py do
begin
x:=x+1;
px:=px+twoRy2;
if p<0 then
p:= p+(Ry2+px)
else
begin
y:=y-1;
py:=py-twoRx2;
p:=p+(Ry2+px-py);
end;
elipsPlotPoints(xCenter,yCenter,x,y);
end;
//bagian 2
p:=round(Ry2*(x+0.5) *(x+0.5)+Rx2*(y-1) *(y-1)-Rx2*Ry2);
while y>0 do
begin
y:=y-1;
py:=py-twoRx2;
if p>0 then
p:=p+(Rx2-py)
else
begin
x:=x+1;
px:=px+twoRy2;
p:=p+Ry2+px-py;
end;
elipsPlotPoints(xCenter,yCenter,x,y);
end;
end;
begin
    init;
    elipsMidPoint(130,120,120,190);
    readkey;
    destroy;
end.
5.      Fill area primitive
Terdapat dua dasar pendekatan untuk mengisi area pada raster system. Pertama, 
menentukan overlap internal untuk scan line yang melintasi area. Metode lain yaitu 
dengan memulai dari titik tertentu pada posisi di dalam polygon dan menggambar 
dengan arah menyebar ke pinggir, sampai batas polygon.
1)      Algoritma  scan line 
Titik potong diurutkan dari kiri ke kanan. Posisi yang berhubungan pada 
frame buffer antara sepasang titik potong diberi warna tertentu. Posisi empat 
pixel sebagai titik potong antara garis batas polygon ditentukan oleh dua buah 
pixel pada koordinat darri x=8 ke x=13  dan dari x=23 ke x=34
2)    Algoritma boundary fill. 
Metode ini bermanfaat untuk paket aplikasi grafik interaktif dimana titik 
dalam dapat dengan mudah ditentukan. Prosedur boundary fill menerima inout 
koordinat suatu titik(x,y), warna isi dan garis batas. Dimulai dari titik (x,y), 
prosedur memeriksa posisi titik tetangga, yaitu apakah merupakan warna batas. 
Bila tidak, maka titik tersebut digambar dengan warna isi. Proses ini dilanjutkan
sampai semua titik pada batas diperiksa. Prosedur berikut menampilkan metode
rekursif mengisi 4 bidang dengan intensitas pada parameter fill.
procedure  boundaryFil( x,y,fill,boundary:integer);
var
current:integer;
begin
current:= getPixel(x,y);
if (current <> boundary) and (current <> fill) then
begin
putPixel(x,y,fill);
boundaryFill(x+1,y,fill,boundary);
boundaryFill(x-1,y,fill,boundary);
boundaryFill(x,y+1,fill,boundary);
boundaryFill(x,y-1,fill,boundary);
end;
end;
3)    Algoritma flood fill
Pendekatan lain untuk mengisi suatu bidang polygon adalah algorima 
flood fill. Metode ini dimulai pada titik (x,y) dan mendefinisikan seluruh pixel 
pada bidang tersebut dengan warna yang sama. Bila bidang yang akan diisi 
warna memiliki beberapa warna. Pertama tama yang dibuata adalah membuat 
nilai pixel baru, sehingga smua pixel memiliki warna yang sama.  Prosedur 
berikut menggambarkan metode flood­fill untuk mengisi warna suatu polygon.
procedure floodFill( x,y,fillColor,oldColor:integer);
begin
if getPixel(x,y) = oldcolor then
begin
putPixel(x,y,fillcolor);
floodFill(x+1,y , fillColor, oldColor);
floodFill(x-1,y , fillColor, oldColor);
floodFill(x,y+1 , fillColor, oldColor);
floodFill(x,y-1 , fillColor, oldColor);
end;
end;

Algoritma DDA ( Lingkaran )

LINGKARAN BRESENHAM
Algoritma lingkaran bresenham memerlukan menggambar pada octant yang pertama saja sedangkan titik-titik pada kuadran lain dapat diperoleh pada pencerminan titik-titik pada oktan pertama.
Pembuatan suatu lingkaran merupakan salah satu primitive yang berperan dalam grafika komputer. Prinsip yang dipakai pada penelitian ini dalam pembuatan lingkaran adalah menterjemahkan dari bahasa matematika ke dalam bahasa pemrograman untuk metode Bezier dan algoritma Bresenham. Untuk program-program terapan sederhana, lingkaran yang diperoleh dari bentuk dasar kurva cukup memadai, tetapi seringkali diinginginkan bentuk lingkaran yang jauh lebih rumit dan tidak teratur. Bentuk fungsi matematis yang paling utama untuk menggambar kurva sebagai dasar pembuatan bentuk lingkaran adalah fungsi parametrik atau vector-valued function yaitu untuk sembarang titik pada suatu permukaan, lokasinya ditentukan oleh dua buah parameter u dan v biasanya bernilai antara 0 dan 1, dan fungsi parametrik x,y, dan z merupakan lokasi-lokasi titik pada kurva atau permukaan. Algoritma de Casteljau [2] merupakan algoritma untuk membuat kurva menggunakan sejumlah titik kontrol, dan menggunakan teknik in-betweening untuk mendapatkan kurva yang diinginkan. Algoritma ini dikembangkan oleh P. de Casteljau, dan merupakan cikal bakal kurva Bezier, yang secara terpisah dikembangkan lebih lanjut oleh P. Bezier. Algoritma de Casteljau untuk membuat kurva Bezier cukup ampuh secara algoritmik, tetapi tidak secara eksplisit menyatakan bentuk fungsionalnya. Karena alasan ini, kemudian dikembangkan persamaan lain untuk membuat kurva Bezier, yang sangat berguna untuk tujuan analisis.
Algoritma Bresenham dipilih karena merupakan metode dasar grafis yang sangat populer dan terkenal efisiensinya, Bresenham memakai dasar integer arithmetic yang jauh lebih cepat daripada floating-point arithmetic yang biasa dipakai dan menggunakan suatu persamaan matematis untuk mengetahui adanya baris atau kolom baru yang akan dibuat dalam proses pembuatan suatu garis. Tetapi Bresenham juga memiliki kekurangan yaitu timbulnya error jika dua segmen garis yang overlap dibuat, error juga akan timbul jika sebuah segmen garis yang intensitasnya berbeda overlap terhadap suatu segment garis yang sudah ada.
Algoritma Bresenham menggunakan aritmatika integer yang tidak memerlukan perkalian dan pembagian dalam proses perhitungannya didalam seluruh implementasi, yang mana aritmatika integer ini memiliki kecepatan perhitungan yang lebih tinggi daripada aritmatika floating point. Algoritma Bresenham memberikan persamaan umum untuk lingkaran sebagai berikut:
(X – a)2 + (Y – b)2 = R2
Dengan (Xa,Ya) sebagai koordinat awal dan (Zt,Yt) sebagai koordinator akhir. Persamaan umum lingkaran yang diberikan oleh Algoritma Bresenham di atas diturunkan dari persamaan umum lingkaran :
X2 + Y2 = R2
Keterangan:
X = absis ³ 0
Y = ordinat ³ 0
R = bilangan integer ³ 1.
Pada algoritma pembuatan lingkaran dengan arah penggambaran searah jarum arah jarum jam untuk lintasan yang besarnya seperempat lingkaran atau 90˚ memiliki tiga titik perhitungan yaitu m1, m2, dan m3.
Gambar 6. Flowchart Procedure
Bresenham
Fungsi procedure dibawah ini sebagai algoritma utama Bresenham untuk menggambar lingkaran.
begin
x:=0;
y:=100;
xCenter:=150;
yCenter:=150;
plotpoints;
p:=1-y;
while x <>
begin
if p<0>
x:=x+1
else
begin
x:=x+1;
y:=y-1;
end;
if p<0>
p:=p+2*x+1;
else
p:=p+2*(x-y)+1;
plotpoints
end;
end;


Menggambar sebuah lingkaran dengan menggunakan delphi7


Tampilan



unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, StdCtrls, ExtCtrls;
type
TForm1 = class(TForm)
Panel1: TPanel;
Label1: TLabel;
Edit1: TEdit;
Button1: TButton;
CheckBox1: TCheckBox;
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure FormMouseDown(Sender: TObject; Button: TMouseButton;
Shift: TShiftState; X, Y: Integer);
procedure FormMouseMove(Sender: TObject; Shift: TShiftState; X,
Y: Integer);
procedure FormMouseUp(Sender: TObject; Button: TMouseButton;
Shift: TShiftState; X, Y: Integer);
private
{ Private declarations }
findrawing:boolean;
fjari,xcenter, ycenter:integer;
procedure GambarLingkaran(r:integer);
procedure GambarTitik(xi, yi:integer);
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TForm1.GambarTitik(xi,yi:integer);
var
x,y:Integer;
begin
x:=xcenter+xi;
y:=ycenter-yi;
canvas.pixels[x,y]:=clBlack;
//Deklarasi untuk view all
if checkbox1.checked then
begin
x:=xcenter-xi;
y:=ycenter-yi;
canvas.pixels[x,y]:=clBlack;
x:=xcenter-xi;
y:=ycenter+yi;
canvas.pixels[x,y]:=clBlack;
x:=xcenter+xi;
y:=ycenter+yi;
canvas.pixels[x,y]:=clBlack;
end;
end;
procedure TForm1.GambarLingkaran(r:integer);
var
d1, d2:Real;
xi, yi:integer;
mh, md, mv:integer;
begin
xi:=0;
yi:=R;
while yi > 0 do
begin
GambarTitik(xi, yi);
md:=abs(sqr(xi+1)+sqr(yi-1)-sqr(r));
mh:=abs(sqr(xi+1)+sqr(yi)-sqr(r));
mv:=abs(sqr(xi)+sqr(yi-1)-sqr(r));
d1:=sqr(xi+1)+sqr(yi-1)-sqr(r);
if d1<0>
begin
d2:=mh-md;
if d2<=0 then
begin
xi:=xi+1;
yi:=yi;
end
else
begin
xi:=xi+1;
yi:=yi-1;
end;
end
else if d1>0 then
begin
d2:=mv-md;
if d2<=0 then
begin
xi:=xi;
yi:=yi-1;
end
else
begin
xi:=xi+1;
yi:=yi-1;
end;
end
else if d1=0 then
begin
xi:=xi+1;
yi:=yi-1;
end;
end;
end;
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
begin
TRY
Canvas.FillRect(Rect(0, Panel1.Height,Width,Height));
xcenter:=width div 2;
ycenter:=height div 2;
GambarLingkaran(strtoint(edit1.Text));
EXCEPT
ShowMessage('ISI!');
end;
end;
procedure TForm1.FormMouseDown(Sender: TObject; Button: TMouseButton;
Shift: TShiftState; X, Y: Integer);
begin
xcenter:=x;
ycenter:=y;
findrawing:=true;
CheckBox1.Checked:=true;
//tentukan jari2 pertama sama dengan 10
fjari:=10;
//gunakan modus pen pmnotxor
Canvas.Pen.Mode:=pmNotXor;
//gambar lingkaran pertama
GambarLingkaran(fjari);
end;
procedure TForm1.FormMouseMove(Sender: TObject; Shift: TShiftState; X,
Y: Integer);
var
dx,dy:integer;
begin
if findrawing then
begin
//hapus lingkaran sebelumnya
GambarLingkaran(fjari);
//hitung jari2 yang baru
dx:=abs(xcenter-x);
dy:=abs(ycenter-y);
if dx>dy then fjari:=dx else fjari:=dy;
//gambar lingkaran yang baru
GambarLingkaran(fjari);
end;
end;
procedure TForm1.FormMouseUp(Sender: TObject; Button: TMouseButton;
Shift: TShiftState; X, Y: Integer);
var
dx,dy:integer;
begin
//hapus lingkaran sebelumnya
GambarLingkaran(fjari);
//selesai menggambar
findrawing:=false;
//ubah modus ke pmcopy
Canvas.Pen.Mode:=pmCopy;
//hitung jari2 yang baru
dx:=abs(xcenter-x);
dy:=abs(ycenter-y);
if dx>dy then fjari:=dx else fjari:=dy;
//gambar lingkaran terakhir
GambarLingkaran(fjari);
end;
end.